Plt Gubernur Maluku Minta IPEMI Tunjukkan Eksistensi dan Reputasi
AMBON – Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Provinsi Maluku diminta menunjukkan eksistensi dan teputasinya sebagai organisasi yang modern dan inovatif.
Pernyataan tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dalam sambutan tertulisnya, yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Maluku bidang Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Halim Daties, pada Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Wilayah IPEMI Provinsi Maluku periode 2017 – 2022, di Asari Alfatah Ambon, Kamis (22/2).
“Hal ini meniscayakan seluruh jajaran pengurus dan anggota IPEMI Provinsi Maluku harus melakukan pembenahan secara konprehensif, agar IPEMI Maluku benar-benar berkembang menjadi organisasi yang professional,” ujar Sahuburua.
IPEMI juga diharapkannya mampu melakukan pelbagai inovasi dan kreasi baru, mampu mengembangkan ekonomi kreatif berbasis pada sumber daya yang dimiliki oleh daerah ini atau bertransformasi dalam usaha di sektor rill lainnya di wilayah Maluku.
Untuk itu, Sahuburua katakan, melalui pelantikan yang dilaksanakan ini, dirinya berharap semua jajaran IPEMI dapat menyatukan langkah dan rangka merumuskan program-program persepsi dalam strategis yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan dewasa ini.
Tekad yang demikian, lanjut dia, hendaknya dapat benar-benar dilaksanakan secara maksimal untuk membuka peluang khususnya bagi anggota IPEMI di Maluku sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan keluarga maupun masyarakat Maluku pada umumnya.
“Sesuai dengan visi pembangunan pemerintah Provinsi Maluku, yaitu: Mantapnya Pembangunan Maluku yang rukun, religius, damai sejahtera, aman, berkualitas, dan demokratis Dijiwai Semangat Siwalima Berbasis Kepulauan Secara Berkelanjutan,” tuturnya.
Untuk itu, selaku Plt. Gubernur Maluku, Sahuburua sangat mengharapkan peran strategis IPEMI untuk turut serta mewujudkan visi tersebut.
“Apalagi IPEMI sebagai wadah perhimpunan pengusaha muslimah yang strukturnya telah tersebar hingga ke tingkat Kabupaten/Kota se-Provinsi Maluku, dapat mengambil peran yang maksimal dalam proses pembangunan di daerah ini,” tandasnya.
Lebih jauh dia mengingatkan, peranan perempuan dalam pelbagai bidang kehidupan dewasa ini, semakin menegaskan bahwa perempuan merupakan potensi SDM yang sangat besar peranannya dalam pembangunan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Karena itu, menurut dia, mitos “perempuan sebagai tulang rusuk laki-laki serta mitos menstrual tabo”.
yang mengkonstruksikan perempuan sebagai makhluk lemah dan menjadi sub-ordinasi laki-laki, sungguh merupakan sebuah pengingkaran terhadap kemampuan yang dimiliki perempuan.
“Karena sesungguhnya secara kodrati perempuan adalah sosok makhluk memiliki potensi yang luar biasa kuat untuk survival, baik di ruang domestik maupun ruang publik,” ujarnya.
Sebagai contoh, tambah Sahuburua, dalam ruang domestik, seorang perempuan yang ditinggal suaminya memiliki tingkat ketahanan atau survival dan success story lebih baik, bila dibandingkan dengan laki-laki yang ditinggal isterinya.
Demikian halnya di ruang publik, dia menyebutkan, ketika masyarakat mulai menyadari akan kesetaraan jender, kitapun dapat melihat pelbagai success story yang diraih oleh para mahinarika (perempuan-perempuan perkasa dan tangguh) mencapai kesuksesan gemilang, di pelbagai bidang kehidupan, baik itu birokrat, ilmuan atau akademisi, politisi hingga pengusaha.
Dalam konteks ini, sebut Sahuburua, kiprah dan prestasi para perempuan di dunia usaha, baik dalam level lokal, nasional dan internasional, seperti perempuan di wadah IPEMI ini adalah bagian dari contoh potensi yang dimiliki perempuan.
Dia katakan, data menyebutkan bahwa pelaku usaha mikro di Indonesia saat ini didominasi oleh kaum Perempuan. Rata-rata perempuan pengusaha bergerak dalam bidang usaha, kuliner, pendidikan, garmen, fashion, handicraft, kosmetik, yang berperan penting dalam menggerakkan ekonomi sektor riil.
IPEMI dinilainya sebagai salah satu wadah yang menghimpun para pengusaha muslimah yang memiliki kemampuan dan prestasi sebagai pengusah, serta wadah untuk menggodok dan mengembangkan pengusaha-pengusaha perempuan muslimah untuk bisa menjadi pengusaha yang handal, mempunyai tantangan jauh lebih berat dan kompleks.
Pada satu sisi, kata Sahuburua, harus berjuang di ranah domestik sebagai ibu rumah tangga, serta pelbagai pandangan yang bias gender tetapi pada sisi yang lain dituntut untuk bisa berkiprah dan berprestasi lebih luas untuk kepentingan publik.
“Sebagaimana kita sadari bersama, bahwa kehidupan perekonomian di era global ini akan semakin kompleks dan kompetitif. Kita menghadapi kondisi pasar yang semakin terbuka dengan tingkat kompetisi yang semakin ketat, tiada hari tanpa perubahan, dan perubahan-perubahan ekonomi yang terjadi seringkali lebih cepat dan melampaui kemampuan kita untuk mengantisipasinya,” pungkasnya.