Ekonomi Maluku Triwulan IV 2022 Tumbuh Sebesar 5,73 Persen

AMBON,PG.COM : Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Provinsi Maluku tetap memperlihatkan pertumbuhan yang tetap solid pada triwulan IV 2022.

Ekonomi Maluku tumbuh sebesar 5,73% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan III 2022 yang tumbuh sebesar 6,10% (yoy). ujar Kepala Perwakilan Bank’Indonesia Provinsi Maluku Rawindra Ardiansah dalam penjelasan pers yang diterima media ini Kamis 9/2/2023.

Meskipun demikian capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01% (yoy). Fondasi ekonomi Maluku ditopang oleh sektor perdagangan dan transportasi ditengah meningkatnya mobilitas masyarakat seiring dengan semakin membaiknya kondisi pandemi COVID-19 yang didukung oleh HBKN di akhir tahun.

Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Maluku didukung oleh kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan, LU administrasi pemerintahan, dan LU perdagangan besar, yang masing-masing memiliki pangsa di atas 15%. Pada triwulan III 2022, LU administrasi pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh sebesar 7,24% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,52(%).

Dia mengaku Pertumbuhan ini sejalan dengan perbaikan cuaca dan musim panen beberapa komoditas yang terjadi pada akhir triwulan III 2022. Pada LU administrasi pemerintahan tercatat tumbuh sebesar 6,52% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,25%.

Pertumbuhan pada LU administrasi pemerintahan disinyalir sejalan dengan terdapat berbagai program pemerintah pasca pandemi yang mempengaruhi belanja modal APBN dan APBD. Adapun LU perdagangan besar mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,66% pada triwulan III 2022, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,12%.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Maluku utamanya didorong oleh pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)/Investasi dan ekspor luar negeri. Komponen PMTDB menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,21% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -1,40% (yoy).

Menurutnya pertumbuhan pada komponen PMTDB didorong oleh kondisi perekonomian di kawasan Maluku yang semakin membaik, sehingga mendorong perilaku investasi. Kinerja ekspor luar negeri Maluku meningkat signifikan sebesar 140,75% (yoy), lebih tinggi dari realisasi ekspor pada triwulan III 2022 yang terkontraksi -51,61% (yoy).

Meningkatnya ekspor didorong oleh peningkatan realisasi ekspor komoditas ikan dan udang yang juga sejalan dengan membaiknya kondisi cuaca di wilayah Maluku.

Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku didukung meningkatnya kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan Konstruksi, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,67% (yoy), sedikit lebih tinggi dari realisasi triwulan III 2022 sebesar 8,66% (yoy). “ujarnya.

Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan aktivitas belanja masyarakat menyambut momen HBKN Natal dan Tahun Baru. Hal ini sejalan dengan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) berdasarkan hasil survei Bank Indonesia. Sementara itu, dari sisi LU Konstruksi, terjadi pertumbuhan sebesar 7,87% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan III 2022 sebesar 0,19% (yoy).

Hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas pembangunan infrastruktur dan gedung di kawasan Maluku, yang ditunjukkan dengan realisasi penjualan semen yang meningkat sepanjang triwulan IV 2022.

Dia menyebutkan dari aspek digitalisasi, terdapat pertumbuhan merchant dan user yang telah menggunakan QRIS. Hingga saat ini terdapat 51.719 merchant yang telah menggunakan QRIS di wilayah Maluku. Dengan semakin meningkatnya digitalisasi sistem pembayaran, dapat memperlancar transaksi pembayaran sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Di tengah ketidakpastian global yang dapat menjadi risiko ke depan, Bank Indonesia memandang setidaknya terdapat tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku ke depan.

Pertama, pentingnya upaya menjaga daya beli masyarakat sebagai motor utama perekonomian Provinsi Maluku melalui berbagai upaya pengendalian inflasi, khususnya komoditas pangan.

Kedua, optimalisasi dan akselerasi realisasi anggaran belanja pemerintah. Ketiga, mendorong percepatan implementasi digitalisasi ekonomi di seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung kelancaran transaksi perdagangan.”ungkapnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *