Hehanussa Minta Kadis DLHP Ambon Mundur dari Jabatan
AMBON, PG. COM : Aktivis sekaligus peneliti mitigasi bencana dan lingkungan hidup, Fekry Salim Hehanussa mendesak Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon, Alfredo Hehamahua mundur dari jabatannya.
Pasalnya kata dia, sejak Alfredo menjabat tahun 2021 hingga kini tidak ada perubahan baik penanganan maupun pengurangan sampah.
Bahkan, potret Kota Ambon tak lagi selaras dengan julukan Ambon Manise. Terlebih sembilan kali penghargaan Adipura hanya jadi kenangan masa lalu.
“Tiga tahun menjabat tetapi Kadis tidak mampu menjalankan tugas dan amanah jadi lebih baik mundur secara terhormat,” ucapnya.
Tumpukan Sampah Sepanjang 100 Meter Lebih di Komplek Ahuru – Arbes, Kota Ambon, Kamis (07/11/2024).
Dijelaskan, Kadis gagal mengelola sampah secara efektif, seperti penumpukan sampah di berbagai titik, pengelolaan TPA yang tidak optimal, atau rendahnya tingkat daur ulang.
Juga bnyaknya keluhan masyarakat terkait masalah sampah yang tidak ditangani dengan baik.
“Tidak mampu menghadirkan ide-ide baru atau solusi inovatif untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah jadi sebaiknya diganti,” pintanya.
Terpisah dari itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon, Alfredo Hehamahua mengaku segala upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah.
Hanya saja kendalanya jumlah timbunan sampah tak sebanding dengan daya angkut.
Dikatakan, per hari DLHP hanya mampu menangani 180 Ton sampah dari total 220 Ton sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Ambon.
Hal itu dipengaruhi pertambahan penduduk, aktifitas pemerintahan, pendidikan, bisnis dan mobilitas masyarakat serta berbagai faktor lainnya.
Kita diperhadapkan dengan jumlah timbunan sampah 220 Ton per hari, kita bisa tangani hanya sekitar 180 Ton. Jumlah timbunan sampah disebabkan karena pertambahan jumlah penduduk. Kota Ambon menjadi ibukota provinsi, pusat aktifitas pemerintahan, pendidikan dan bisnis. Keluar masuk orang setiap hari cukup tinggi itu berpotensi menghasilkan sampah, selain sudah ada penduduk yang berdiam di Kota Ambon,” tuturnya.
Di sisi lain dia menyebut pola konsumsi masyarakat juga berpengaruh pada jumlah timbunan sampah.
Sementara armada pengangkutan sampah masih minim, yakni 27 dump truk dan 38 unit tosa yang beroperasi. Dengan presentasi kendaraan usia di atas 10 tahun sebanyak 60 persen.
“Selain jumlah timbunan sampah yang terus bertambah kita juga diperhadapkan dengan sarana prasarana dan kurangnya partisipasi masyarakat,” pungkasnya.(*)