Gubernur MI : Forum Bisnis Diharapkan Jadi Peluang Datangkan Investor di Maluku

AKASSAR,,PG.COM : Salah satu indikator suatu daerah akan maju dan berkembang adalah kehadiran investasi. Demikian dikatakan Gubernur Maluku Murad Ismail saat membuka Forum Bisnis dan Investasi di Lotus Ballroom Hotel Four Points By Sheraton, Sabtu, (05/02/2022).

Untuk itu, kepala daerah berharap, melalui forum yang merupakan kerjasama Dekranasda Maluku dan HIPMI Maluku tersebut menjadi peluang masuknya para investor ke Maluku.

“Melalui forum itu, diharapkan provinsi Maluku akan menjadi daerah yang welcome bagi para investor. Sebab, dengan masuknya investasi maka akan memberikan profit bagi daerah,”ujar mantan Dankor Brimob itu.

Investasi menurut gubernur, sangatlah penting dilakukan sejak awal untuk mempersiapkan kebutuhan yang terencana maupun yang tidak terencana di masa depan.

“Sebagai provinsi yang berkarakter Kepulauan, Maluku memiliki empat potensi unggulan, yakni potensi di bidang kelautan dan perikanan, pariwisata, pertanian serta pertambangan. Namun belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi peluang untuk dikembangkan dan dikerjasamakan,”
kata Murad.

Saat itu, purnawirawan jendral bintang tiga itu mengungkapkan alasan provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, karena merupakan pusat bisnis dan ekonomi terbesar di kawasan timur Indonesia serta mensinergikan program-program pembangunan antar wilayah kawasan timur Indonesia, dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi baru.

“Untuk itu, forum yang ditindaklanjuti dengan penandatangan kerjasama pemerintah provinsi Maluku-Sulsel, Dekranasda Maluku-Sulsel dan BPD HIPMI Maluku – Sulsel itu, dapat memberikan manfaat bagi akselerasi percepatan pembangunan di Maluku dan Sulawesi Selatan,” tutup Gubernur.

Sedangkan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang hadir pada forum itu menerangkan, nilai pasar dunia tahun 2020 mencapai Rp. 150 miliar dolar di sektor perikanan, sementara nilai ekspor hasil perikanan Indonesia baru mencapai Rp. 5,2 miliar dolar.

Kondisi ini, tukasnya, selain menjadi tantangan, juga harus dianggap sebagai peluang yang harus diisi dengan produk perikanan.

“Di mana kawasan timur Indonesia, memiliki potensi yang sangat besar. Maka komoditas bernilai ekonomis yang dapat kita kembangkan adalah Udang, Tuna, Cakalang, Cumi, Gurita, Kepiting, Lobster dan Rumput Laut,” terang Trenggono.

Di sisi lain, menurut menteri, dalam rangka penerapan program ekonomi yang menjadi arahan pembangunan global serta menjadikan ekologis dalam pembangunan sektor kelautan dan Perikanan maka Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota di setiap wilayah pengelolaan perikanan untuk berkelanjutan ekologi.

“Tentunya kita ingin membangun perikanan tanah air di era baru yang lebih maju sejahtera berkeadilan sekaligus berkelanjutan,” ujar Trenggono.

Masih di tempat yang sama, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani Maming mengaku, Maluku memiliki perairan laut yang mengandung banyak hasil laut. Ia bahkan bercita-cita berinvestasi di sektor perikanan kelautan bekerja sama dengan pemerintah provinsi Maluku.

“Memang tantangannya tidak kecil, tapi percayalah setiap orang yang berhasil menaklukkan tantangan adalah pemilik masa depan. Karena sejujurnya, Saya kagum dengan model inovasi masa kini yang harus diberi apresiasi,” singkat Maming.

Terlihat, di kegiatan forum itu dihadiri Wakil Gubernur Maluku Barnabas Natanhiel Orno, Penjabat Sekda Maluku Sadali Ie, sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemprov Maluku dan Sulsel, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury, Walikota Ambon Richard Louhenapessy, sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemkot Makassar dan undangan lainnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *