Ratusan Pemuda BKAH Demo Masalah Kariu di DPRD Maluku
AMBON, PG.COM : Ratusan pemuda dari Booy, Aboru, Kariu, dan Hualoi (BKAH) mendatangi Kantor DPRD Provinsi Maluku, Rabu (9/2/2022).
Kedatangan empat desa dengan ikatan gandong itu, mendesak pihak Kepolisian segera menangkap pelaku pembacokan dan penyerang warga Kariu, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, 25 Januari 2022.
Tak hanya itu, pihak TNI dan Polri, juga diminta segera membangun pos perbatasan antara Ori dan Kariu, sebelum Warga Kariu, yang mengungsi di Aboru kembali ke desa asalnya. Para pendemo juga meminta pemerintah segera membangun rumah mereka yang terbakar.”Kalau tuntutan kami tidak direspon, kami akan kembali dengan aksi yang lebih banyak,”tegas salah satu pendemo, Komarudin Tubaka, dalam orasinya.
Ini pernyataan sikap para pendemo mendesak Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah untuk secepatnya memulangkan masyarakat Negeri Kariu ke Negerinya dalam waktu yang secepatnya. Paling lambat Bulan Maret.
Sesegera mungkin Pemerintah Provinsi Maluku merealisasikan dana anggaran pembangunan Rumah warga Negeri Adat Kariu.
Mendesak Kapolda Maluku dan Pangdam Pattimurra untuk mendirikan Pos keamanan secara parmanen di perbatasan Negeri Kariu-Pelau, Kariu-Dusun Ori, sesuai dengan Statement Mereka.
Mendesak Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah untuk secepatnya membangun rumah masyarakat Negeri Adat Kariu yang terbakar saat penyerangan oleh masyarakat Pelau/Ori sejak 26 January 2022.
Mendesak Kapolda Maluku untuk menangkap oknum pembacokan terhadap warga Negeri Kariu yang terjadi pada selasa, 25 Januari 2022 oleh warga dusun Ori.
Mendesak Kapolda Maluku segera menangkap pelaku penyerangan dan pembakaran rumah warga dan 2 Rumah Ibadah ( Gereja ) di antaranya Gereja Sidang Jemaat Allah dan Gereja GPM Lama warga Kariu.
Mendesak Kapolda Maluku untuk mengevaluasi Kapolsek Pulau Haruku, Kanit Intel Polsek Haruku Dan Bhabinkamtibmas yang diduga terlibat pada insiden penyerangan Negeri adat Kariu.
Mendesak aparatur Negara dalam hal ini adalah TNI/POLRI untuk segera melakukan pemeriksaan dan penggeledahan warga Pelau dan Warga Ori terkait dalam hal penggunaan Senjata Api berupa senjata mesin (ORGANIK) dan segera menangkap oknum-oknum yang dengan sengaja menggunakan Senjata Api tanpa izin.
“Jika tuntutan kami tidak diindahkan, maka kami akan kembali dengan masa yang cukub besar dengan mungkin saja aksi yang tidak terkendali,”ancaman pendemo.
Sekira pukul 13.10 WIT, Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury, dan sejumlah anggota dewan menemui para pendemo. “Saya mengucapkan terima kasih karena aspirasi yang disampaikan sesuai jalur dengan mendatangi DPRD Provinsi Maluku,”kata Wattimury.
Bendahara DPD PDIP Provinsi Maluku ini mengaku, aspirasi yang disampaikan telah disikapi. Kata dia, Komisi I telah memanggil Kapolda dan Pangdam, sikapi Konflik yang terjadi.”Hasilnya disepakati dibangun pos di perbatasan Kariu-Ori,”jelasnya.
Dia juga mengaku, Komisi III DPRD Provinsi Maluku, melakukan rapat dengan Mitra terkait di Provinsi Maluku maupun kabupaten Maluku Tengah, agar rumah warga Kariu segera dibangun. “Kami dalam waktu dekat akan turun ke Aboru. Kiya berharap warga Kariuw segera kembali. Kami tidak tinggal diam. DPRD Maluku, dibelakang bersama basudara semua. Semua aspirasi yang disampaikan akan dotindaklanjuti, “pungkasnya.(PG-02)