Isu Sara Dalam Pilkada, AT Angkat Bicara
AMBON – Gencarnya penggunaan isu Sara dalam pilkada ,membuat banyak figur angkat bicara.Sama halnya dengan Abdullah Tuasikal atau akrab disapa AT,Ketua Tim Relawan AT Comunity.
Dirinya menanggapi orasi politik oleh Edison Betaubun yang sempat viral di sosial media hingga dikecam dengan komentar-komentar pedas.
“Sampai sekarang, tidak ada politik Sara,hanya dimainkan oleh siapa yang senang dan yang tidak senang.Masing- masing pasangan calon masih dalam koridor dan aturan main.Soal pidato Pak Edison,menurut beta (saya -red) itu adalah pribadi.Apa yang keluar dari mulutnya adalah pribadi.Soal pernyataan Ketua Sinode yang disinggung Pak Edison,ya Saya kira Beliau sudah klarifikasi.Kalau sudah klarifikasi Saya kira lembaran ini harus ditutup,tidak boleh lagi kita buka.Karena ,Beliau adalah pimpinan umat.Kita harus menghargai .Saya kira tidak berdampak ke paslon,”tandas AT di Rumah Kopi Lela,Rabu (28/02/2018),usai dirinya bertemu dengan relawan dari Tulehu.
Disinyalir menghindar dari Bawaslu,menurut AT ,itu urusan dia.Kita tidak bisa komentar soal komentar orang.Saya kira semua pasangan yang ada,masih ada pada koridornya.
Disinggung tentang masuknya paslon Hebat ,AT menilai berapa pun pasangan lebih bagus,lebih banyak lebih bagus.Kalau bertambah jadi tiga,empat atau lima paslon,lebih bagus.Siap berhadapan.
” AT Comunity punya relawan-relawan tradisional .Siapa pun juga tidak akan mungkin mempengaruhi mereka,”ujarnya.
Mantan Bupati Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dua periode ini,presentase kemenangan akan dipertahankan minimal seperti kemenangan Bupati/Wakil Bupati Malteng kemarin yakni diatas 70 persen.
Selain itu,penyebaran relawan AT Comunity di kabupaten/ kota sudah siap.Skala prioritas sedang kita godok,dan sudah mantap lalu yang ada tinggal kita benahi.
“Politik Sara itu tidak boleh,tidak menguntungkan pasangan calon.Karena, akan mengganggu stabilitas.Kita berbeda tapi harus satu.Kira-kira sampai sekarang tidak ada politik Sara.Kita harus tetap berada pada aturan-aturan main.Sara tidak boleh,di Masjid atau di Gereja tidak boleh ,di sarana-sarana pemerintahan juga tidak boleh,diharapkan semua patuh,”ajaknya sembari mengingatkan kembali.(WM-UVQ)