Delegasi Afganistan Datang Ke Maluku Belajar Penyelesaian Konflik

AMBON,PELAGANDONG.COM:10 Orang Pemerintah negara Republik Afganistan datang ke Provinsi Maluku untuk mempelajari praktik penyelesaian konflik dan upaya membangun perdamaian sejati.ungkap Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Luar Negeri RI, Yayan G.H, Mulyana, di Ambon, Sabtu (20/7/2019)

“Mereka ingin belajar dari pemerintah dan masyarakat Maluku tentang cara memelihara harmoni serta kebersamaan dan persaudaraan pasca konflik,” katanya.
Mulyana menjelaskan Ke-10 orang diplomat adalah dua orang pejabat Kementerian Luar Negeri (Ministry of Foreign Affairs – MoFA), Abdul Ghaffar Jamshidi dan Abdul Wahab Rahimi serta tiga orang Sekretaris I MoFA yakni Fawzia Habib, Hamed Khurasani, dan Mohammad Amin Yaqoubi. Selain itu, Asef Naderi (Sekretaris II MoFA), Faridullah Malizai (Sekretaris II MoFA), Abdulzaman Akbari (Sekretaris III MoFA), Jamal Nasir Gharwal (Sekretaris III MoFA) serta kepala staff MoFA Afganistan Jangyalai Hakimi. Menurutnya, delegasi dari salah satu negara di Timur Tengah tersebut memilih provinsi Maluku karena daerah ini memiliki sejarah konflik di masa lalu dan sempat menjadi perhatian seluruh dunia.

Menurut Mulyana adapun serangkaian pertemuan dengan pihak terkait di Maluku, diantaranya dengan pemprov Maluku, tokoh agama, pimpinan universitas serta sejumlah komunitas yang ikut andil dalam membangun resolusi konflik konflik yang pernah terjadi di provinsi tersebut tahun 1999, katanya.

Dia mengatakan, beberapa hal yang akan dipelajari delegasi negara Afganistan yakni tentang penyelesaian konflik dapat begitu cepat dilakukan serta keterlibatan berbagai elemen dalam penyelesaian konflik baik pemerintah pusat hingga daerah.

“Terpenting mereka ingin mendengar berbagai masukan dan praktik pintar berbagai komponen masyarakat di Maluku seperti pimpinan agama, tokoh masyarakat, bahkan kalangan akar rumput seperti peran pemuda dan perempuan dalam menginisiasi penyelesaian konflik,” katanya.

Delegasi Afganistan mengapresiasi serta tertarik dengan harmonisasi kehidupan umat beragama maupun antar etnik di Maluku yang terstruktur dan sistematis serta terbingkai dalam budaya “Pela-Gandong” dan telah diwariskan secara turun-temurun.

Mereka juga terkesan dengan budaya Pela-Gandong sebagai kearifan lokal dan menjadi alat pemersatu dalam masyarakat majemuk, baik secara etnik maupun religius. “Ini adalah salah satu model yang memiliki daya tarik bagi delegasi Afganistan untuk diterapkan dalam penyelesaian konflik di negaranya,” kata Mulyana
Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Hamin Bin Taher usai melakukan pertemuan dengan delegasi Thailand tersebut mengatakan, kunjungan itu dilakukan untuk mempelajari cara masyarakat Maluku menyelesaikan konflik horizontal yang pernah terjadi beberapa tahun lalu.

Menurut Sekda ,kehadiran sejumlah Negara untuk belajar di Maluku mensyaratkan Maluku sebagai Laboratorium Perdamaian Dunia, oleh karena itu, Pemerintah Provinsi bertekat menjadikan Maluku sebagai laboratorium kerukunan umat beragama terbaik di Indonesia, bahkan di Dunia (PG-02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *