Menteri Yohana Harap Semua Pihak Tingkatkan Kepedulian Kepada Anak

AMBON, PELAGANDONG.COM :
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Yohana Susana Yembise berharap semua pihak tingkatkan kepedulian kepada anak, ungkap Yohana dalam Press conference,di Fort Rotterdam Kota Makasar Provinsi Sulawesi selatan, Senin (22/07/2019).

Puncak perayaan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2019  bertujuan  semua lapisan masyarakat menyadari akan pentingnya perlindungan anak di berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan lain-lain sehingga masa depan anak-anak Indonesia dapat terjamin dengan baik.

“Semua pihak diharapkan dapat berpartisipasi aktif meningkatkan kepedulian dalam menghormati, menghargai dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi dan memastikan segala yang terbaik untuk anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya”katanya.

sekitar 5.000 anak yang mewakili anak Indonesia dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota hadir dalam perayaan HAN di Makasar, sesuai dengan Tema HAN 2019 adalah “Peran Keluarga Dalam Perlindungan Anak”.

Peran penting keluarga diangkat menjadi tema Peringatan HAN 2019 karena keluarga merupakan awal mula pembentukan kematangan individu dan struktur kepribadian seorang anak.

Menurut Yohana, Keluarga berperan memberikan pola pengasuhan yang dapat menentukan kualitas anak dengan menciptakan komunikasi yang baik antara keluarga dan anak. dengan pola pengasuhan yang baik dari keluarga maka anak akan merasa nyaman, bahagia, terpenuhi hak-haknya dan terlidungi.

Anak yang berada dalam lingkungan yang baik akan terhindar dari berbagai permasalahan, seperti, kekerasan fisik maupun seksual, narkoba, HIV/AIDs, trafficking, pornografi dan sebagainya dan di banyak kasus yang terjadi, anak bukan lagi menjadi korban melainkan sebagai pelaku.

Data yang dapat dihimpun oleh Kementerian Kesehatan Tahun 2018 sebanyak 98,3% remaja terpapar pornografi, dan salah satu faktor penyebab adiksi pornografi tersebut adalah anak terpapar gawai tanpa kontrol dari orang tua, termasuk games yang lama-lama akan mengarah pada pornografi.

Sesuai data KPAI, jumlah kasus pendidikan per tanggal 30 Mei 2018, berjumlah 161 kasus, adapun rinciannya; anak korban tawuran sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen.

Selanjutnya berdasarkan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2018, prevalensi 1 dari 17 anak laki-laki dan 1 dari 11 anak perempuan pernah mengalami kekerasan seksual, 1 dari 2 anak laki-laki dan 3 dari 5 anak perempuan pernah mengalami kekerasan emosional, 1 dari 3 anak laki-laki 1 dari 5 anak perempuan mengalami kekerasan fisik.

Yohana menambahkan berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka perlu adanya kesadaran yang dapat mendorong keluarga Indonesia agar memiliki pengasuhan yang berkualitas, berwawasan, keterampilan dan pemahaman yang komprehensif dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak. Keluarga merupakan awal mula pembentukan kematangan individu dan struktur kepribadian seorang anak.

Baik buruknya keluarga akan menjadi cerminan bagi masa depan anak. Baik buruknya karakter/perilaku  anak di masa datang sangat ditentukan oleh pola pengasuhan yang diberikan oleh keluarganya dan lingkungan terdekatnya.

Melalui Peringatan HAN 2019, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ingin mengajak semua pihak, terutama seluruh keluarga di Indonesia yang berjumlah sekitar 67 juta, untuk mendukung dan menciptakan program-program inovatif yang bermanfaat untuk masa depan 87 juta anak Indonesia ke arah yang lebih baik,ujarnya (PG-02).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *