Pemprov Maluku, Unpatti dan Unpad Susun Roadmap Pengembangan Pala

AMBON,PELAGANDONG.COM : Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku bekerjasama dengan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung menyusun Roadmap Pengembangan Industri Pala di Maluku.

Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerjasama, Inovasi dan Usaha Unpad Keri Lestari saat rapat bersama Bappeda Provinsi Maluku bersama OPD terkait lainnya, Selasa (5/6) di Lantai 3 Kantor Gubernur Maluku memaparkan, pengembalian kejayaan rempah merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia, termasuk didalamnya adalah tanaman Pala dan Cengkeh dari Provinsi Maluku.

“Menyusun roadmap yang dapat dijadikan acuan bagi perencanaan program terkait Pengembangan Potensi Pala yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Maluku,” katanya.

Selain itu, perlu melakukan pemetaan mengenai kondisi dan perilaku petani pala di wilayah Maluku serta data pemetaan akan dihimpun dalam suatu format profil hingga diharapkan mampu menunjang upaya untuk menjadikan Pala Banda sebagai suatu komoditi ekspor yang memiliki nilai jual yang tinggi.

Hal ini bila dilakukan, menurut dia, akan berdampak langsung terhadap pendapatan daerah Provinsi Maluku.

“Tahun 2018 dicanangkan sebagai Tahun Benih, dimana program ini dilaksanakan di enam kabupaten/kota di wilayah Provinsi Maluku. Tujuannya peningkatanproduktivitas tanaman Pala,” ujarnya.

Mantan Dekan Fakultas Farmasi Unpad itu mengatakan permasalahan eksport pala di daerah ini adalah penolakan produk pala akibat ditemukan alfatoksin. Selain itu, European Spices Association (ISE) melalui perwakilannya di Belanda hanya menunjuk dua laboratorium yang dipercayai untuk melakukan pemeriksaan dan menyeluarkan sertifikat keamanan yaitu laboratorium di Jakarta dan di Surabaya.

Selain itu, dia menyebutkan, masalah transportasi menjadi kendalam utama ekspor pala.

“Proses transportasi yang terlalu lama. Maluku ke Surabaya kira-kira tiga samai empat hari. Lalu Singapore sekitar 3 hari, belum ke kalau ke Belanda. Solusinya yakni per 2018, telah diaktifkan Pelabuhan Ekspor Ambon,” ujarnya.

Sebagian besar tanaman pala yang ada di Maluku, ujar Keri, merupakan tanaman warisan (berusia tua) yang produktivitasnya sudah relatif menurun.

Berdasarkan studi awal yang dilakukan, lanjut dia, diketahui bahwa pola penanaman pala di wilayah Maluku secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu Pola Penanaman Dusun (Multikultur) dan Pola Penanaman Monokultur.

Pola Penanaman dusun yaitu Pala, kata dia, ditanam beserta tanaman lain seperti cengkeh, kelapa, durian, dan lain-lain.

Pola seperti ini, disebutnya, berkembang di sebagian wilayah Maluku (Ambon, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur).

“Pola Penanaman Monokultur dalam satu wilayah hanya ditanam tanaman Pala saja, seperti yang terdapat di Pulau Banda,” tuturnya.

Keri melanjutkan. kualitas tanaman pala yang berasal dari Pulau Ambon (Pala Unggul Lokal) seperti dari kecamatan Leihitu Barat dan kecamatan Leihitu, dan Pala yang berasal dari Pulau Banda (Pala Banda) merupakan Pala dengan kualitas terbaik.

“Standar kualitas Pala Banda perlu dibentuk sebagai penciri (signature). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian . Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) di Maluku diketahui bahwa tanaman Pala yang berasal dari Pulau Banda memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi,” terangnya.(PG-02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *